AMBON,N25NEWS.id-DPRD Maluku memberikan warning kepada Pertamina untuk segera menjelaskan terkait persoalan terjadinya kelangkaan BBM jenis Pertalite pada sejumlah SPBU di Kota Ambon.
“Memang saya baru dapat info dari teman-teman dewan, kalau penjualan Pertalite disejumlah SPBU itu sangat langkah, hanya bisa ditemukan Pertalite di SPBU Pohon Pule, sehingga terjadi anterian yang cukup panjang, kami langsung warning pihak Pertamina untuk segera menjelaskan persoalan yang sebenarnya terjadi, hingga Pertalite sulit didapat,”tegas Ketua Komisi II DPRD Maluku, Saudah Tuanakotta Tethool, kepada awak media, Seninl(4/4).
Adapun,kelangkaan BBM jenis Pertalite pada sejumlah SPBU ini,membuat geram DPRD terhadap pihak Pertamina.Pasalnya,Pertamina adalah penanggung jawab distribusi BBM di pulau Ambon dan sekitarnya.
Selain itu,kelangkaan BBM jenis Pertalite,mulai terasa pasca naiknya harga Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter,sehingga masyarakat pun terasa sulit mendapat Pertalite.
Oleh karena itu,DPRD lewat Komisi II akan segera memanggil pihak Pertamina untuk bisa menjelaskan kelangkaan yang terjadi, ataukah ada unsur kesengaajan dari pihak SPBU melakukan praktek penimbunan, setelah pemerintah menaikan harga Pertamax.
“Jangankan masyarakat, kita DPRD pun mengeluh kalau saat ini, sulit dapat Pertalite di jam-jam tertentu,”kesalnya
Meskipun diakuinya, kalau sebelumnya pemerintah sejak awal ingin menghapus BBM jenis Premium atau bensin, dari jumlah kuota dikurangi hingga akhirnya dihilangkan.
Hingga akhirnya beralih ke Pertamax dan Pertalite, yang oleh pemerintah telah memberikan subsidi khusus untuk Pertalite
“Paling lambat besok(hari ini) kita sudah mengundang Pertamina, kenapa sampai terjadi kelangkaan. Apakah ini ada unsur kersangajaan, atau terjadi karena kuota kita berkurang, jangan sampai seperti tahun kemarin, alokasi kuota BBM Maluku kembali dikurangi,”ujarnya.
Mengingat saat ini, pihak Pertamina dan Komisi dua sementara mengatur waktu, untuk menemui BPH Migas, sekaligus menyampaikan aspirasi DPRD, khususnya kuota BBM jenis minyak tanah (mitan) mengalami penurunan jauh dari yang dibutuhkan masyarakat Maluku.