SAUMLAKI,N25NEWS.id-Diketahui penarikan paksa satu unit pic-uup L300, oleh tim depcolektor ala preman di Kabupaten Kepulaun Tanimbar (KKT) mengusik kesedihan anak dibawah umur saat terjadi aksi yang tak terpuji oleh oknum-oknum itu.
Pasalnya yang mengalami aksi ala preman itu dialami oleh salah satu anak yang masih dibawah umur, berinisial SA,pada tanggal 30 Desember 2024 kemarin.
Adapun,kekerasan terhadap anak adalah sebuah kejahatan pidana.Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, piskis, seksual dan penelentaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.
Kekerasan piskis, termasuk salah satu diantara tiga kekerasan yakni, kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan sosial atau penelantaran.
Akibat dari perbuatan yang tidak beretika yang dilakukan para debcollector bisa berakibat fatal terhadap salah satu anak dibawah umur inisial SA itu.
Perlakuan debcollector tersebut, harusnya menjadi atensi pihak kepolisian dalam proses penegakan hukum terhadap mereka.
Dampak Kekerasan Piskis terhadap anak adalah situasi perasaan tidak aman dan nyaman yang dialami anak, bisa menurunkan harga diri serta martabat, juga meliputi penghardikan, penghinaan, penyampaian kata-kata kasar dan kotor, perundungan.
Olehnya diminta kepada Polres Kepulauan Tanimbar, agar diperhatikan, bukan saja melakukan penarikan kendaraan secara paksa, namun kekerasan terhadap anak harus dilindungi.
Menjadi perhatian bagi aparat penegak hukum karena anak jika mendapat perlakuan kekerasan umumnya menunjukkan gejala prilaku maldaptif, seperti menarik diri, pemalu, takut keluar rumah, terkekang, takut bertemu dengan orang lain.
Anak adalah harapan bangsa di masa depan, anak adalah generasi muda penerus bangsa yang mempunyai, memiliki peran yang strategis dalam menjamin kelangsungan suatu bangsa dan negara pada masa akan datang.
Oleh karenanya anak harus dilindungi agar dapat tumbuh secara optimal, baik secara fisik maupun psikologisnya agar mampu menjadi generasi emas.
Bukan dihardik, atau harus berhadapan dengan cara depcolektor ala preman yang pastinya dalam menurunkan mereka dengan kata-kata yang tak pantas dilontarkan.
Reporter : JM