SAUMLAKI,N25NEWS.-Rencana launching aplikasi BRNR, diharapkan hadir ribuan relawan pada semua tingkatan,namum tidak sesuai kenyataan.Hal ini mengundang tanda tanya,ada apa dengan DPC Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT).
Pasalnya, setelah selesai acara pelantikan,DPC BRNR Kabupaten Kepulauan Tanimbar hanya gencar melaksanakan tugas kerja tanpa sosialisasi yang akurat kepada Para relawan.
Seperti dilangsir dari media Mahatva.id. Ketua DPC BRNR Kabupaten Kepulauan Tanimbar,Paulus Jambormias,S.Sos,mengatakan,pertama yang harus pihaknya persiapkan adalah berkas-berkas mulai dari tingkat kabupaten, sampai tingkat kelurahan dan desa demi menyambut launching tanggal 26 Januari 2025.
“Sementara kami masih berproses mempersiapkan perlengkapan.Dan hari Senin 20 Januari 2025,kami Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) akan mengurusi keperluan pendaftaran ke kantor Kesbangpol KKT di Saumalaki,”ujar Paulus.
Namun demikian, pendaftaran Ormas BRNR ke Kesbangpol pun belum kunjung dilakukan.Justru masih menambah relawan dengan iuran awal yang jika dikalkulasikan dari ribuan relawan, maka kas DPC cukup fantastis.
“Bayangkan jika kita hitung maksimal 2500 relawan kali 50.000 sudah berjumlah Rp.125.000.000 rupiah, belum terhitung ada relawan Kordes dan Korcam yang dipungut lebih dari 50.000 ada yang 100.000,bahkan 200.000 sungguh suatu organisasi di Indonesia yang dikatakan spektakuler,”tandas Paulus.
Sumber mengungkap keraguan dan kewaspadaannya,karena paska pelantikan dan pengumuman persiapan louncing tanggal 26 Januari tidak membuahkan kunjung diketahui oleh relawan.
Lebih Lanjut Ia menandaskan, pihaknya mau bersabar sampai kapan, mestinya wajib sosialisasi secara organisatoris, sehingga tidak menimbulkan praduga tak bersalah.
“Hal yang terpenting adalah, himbauan dan pencerahan, karena kami sangat buta dengan M
maslaah organisasi,”ucap Paulus.
Kendati demikian, semua relawan Kordes dan Korcam gencar mendapat pembagian SK dari DPC, namun entah kapan hak belum memperoleh dampak positif lewat ormas Barisan Relawan Nusantara Raya (BRNR) masih berupa wacana.
Reporter : JM