AMBON-Fenomena penuaan penduduk (aging population) dan meningkatnya jumlah penduduk lansia dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan daerah,bangsa dan negara.
Undang-Undang Kesejahteraan Lanjut Usia Nomor 13 Tahun 1998 telah menjadi pionir dalam membentuk pananganan pemerintah dan masyarakat terhadap masalah lansia yang mencakup pemenuhan hak dari aspek ekonomi, psikologi, sosial dan Kesehatan.
Berdasarkan angka harapan hidup dan komposisi lansia, secara rata-rata angka harapan hidup perempuan di Maluku hampir empat tahun lebih lama dibandingkan laki-laki.
Pada tahun 2022 angka harapan hidup perempuan mencapai 68,43 tahun dan laki-laki mencapai 64,53 tahun. Akibatnya keberadaan penduduk lansia perempuan akan cenderung lebih banyak daripada lansia laki-laki.
Demikian juga halnya angka rasio ketergantungan penduduk lansia Maluku pada tahun 2022 sebesar 13,66,hal ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 13 orang penduduk lansia. (proyeksi penduduk interim 2022).
Namun demikian, lansia tetap dapat diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan fungsi, kearifan, pengetahuan, keahlian, keterampilan, pengalaman, usia, dan kondisi fisiknya, serta terselenggaranya pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial lanjut usia.
Ibu dr. Mauliwaty Bulo, M.Si Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku pada kunjungan kerja perdananya ke Kabupaten Kepulauan Aru, telah melaunching sekolah lansia di kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) yang pertama di Kabupaten Kepulauan Aru pada 25 september 2024,saat ini pendampingan bagi penduduk kelompok lansia masih sangat mengandalkan pada keluarga dan komunitas.
Dalam kaitan dengan lanjut usia, sebagian besar lansia yang ada di Maluku masih tinggal bersama keluarga. Pembangunan pendidikan dan pengembangan keterampilan bagi lansia membutuhkan pendekatan yang khusus. Karena Lansia memiliki karakteristik yang berbeda dari kelompok lain seperti balita,remaja, dan pemuda.
Sementara kelompok lainnya mengalami peningkatan kemampuan fisik dan non-fisik, lansia justru mengalami penurunan tersebut karena proses alami penuaan.
Lansia akan merasa lebih bahagia bila hidup dalam lingkungan keluarga bersama anak dan cucu.
Melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) yang menyasar kepada keluarga yang memiliki lansia serta para lansia sendiri, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup para lansia, sehingga menjadi lansia tangguh, yaitu lansia yang sehat (baik secara fisik, sosial dan mental), mandiri, aktif dan produktif. Keberadaan kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) dapat memberikan edukasi dan informasi yang tepat bagi para keluarga agar dapat memberikan pendampingan dan perwatan yang tepat bagi lansia.
Kegiatan ini merupakan pendidikan non formal bagi lansia yang diharapkan dapat menambah informasi tentang masalah Kesehatan fisik, mental dan sosial budaya, untuk lebih meningkatkan kesejahteraan para lansia dan tetap menjadi lansia yang Sehat, Mandiri, Aktif dan Produktif (SMART) serta bermartabat hingga akhir hidupnya.
Apresiasi juga disampaiakan Bulo kepada Pemerintah Kabupaten Kepualaun Aru, melalui DPPKB Kabupaten Kepulauan Aru yang telah memfasilitasi dan menggerakan pembentukan sekolah lansia di kelompok BKL Gwarsorsel ini.
“Kami berharap kegiatan ini dapat berjalan dengan baik serta berlanjut dan akan memberikan dampak yang besar bagi kesejahteraan para lansia di Kabupaten Kepulauan Aru terkhusus di Kelurahan Siwalima, ujarnya”.
“Semoga sekolah lansia di kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) ini juga akan dikembangkan di desa/kelurahan lainnya di Kabupaten Kepulauan Aru. Di dalam momentum ini saya menyampaian apresiasi yang setinggi-tingginya kepada 25 orang opa dan oma, para lansia tangguh yang akan bergabung dalam sekolah lansia ini, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa akan tetap melindungi dan memberikan Kesehatan yang baik kepada opa dan oma semua agar dapat mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran selama 6 bulan hingga nanti akan diwisudakan.
Tak lupa Bulo mengajak untuk merenungkan kembali arti dan makna pentingnya keluarga. Sebagai figur teladan, “sombar for anak cucu”, opa deng oma harus selalu katong jaga, katong perhatikan dan katong sayang, karena perjuangan merekalah katong samua ada sampai saat ini. Basudara samua, Menua itu pasti, namun sejahtera di masa tua adalah pilihan, tutupnya”.
Hadir dalam kegiatan tersebut Staf Ahli Bidang Administrasi dan Keuangan Kabupaten Kepulauan Aru A. Fatlolon mewakili Bupati Kabupaten Kepulauan Aru, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Mincie H. Ubro, S.Hut.,M.Si, dan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Aru dr. H. Darkay dan Jajaran DPPKB Kabupaten Kepualaun Aru.(**)