AMBON,N25NEWS.id-Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Kepala Kecamatan Se-Maluku Tahun 2024 yang berlangsung di Kantor BKKBN Maluku,Rabu (7/11).
Adapun,pada acara tersebut dihadiri 118 Camat Se-Maluku,dimana giat ini dilakukan secara during dan daring.
Kepada BKKBN Provinsi Maluku dalam sambutannya menyampaikan,Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Dan berdasarkan Peraturan Presiden nomor 139 tahun 2024 tentang Penataan Tugas dan fungsi Kementerian Negara Kabinet merah Putih tahun 2024-2029, maka ditetapkan Kementerian kependudukan dan pembangunan Keluarga / BKKBN.
Siapapun tidak akan ”menggugat” bahwa penduduk sebagai modal dasar pembangunan adalah titik sentral mewujudkan pembangunan berkelanjutan, dimana jumlah penduduk yang besar namun kualitas rendah, apalagi dengan pertumbuhan yang cepat dipastikan akan menghambat tercapainya tujuan pembangunan.
Besarnya jumlah penduduk tentu menimbulkan berbagai masalah, tidak saja masalah yang terkait dengan kuantitas penduduk yang akan berdampak langsung pada masalah ketersediaan pangan, perumahan, eksploitasi sumber daya alam, dan lain- lain, namun juga masalah yang terkait dengan kualitas penduduk, seperti masalah pendidikan, kesehatan, bahkan persoalan Stunting.b
Pembangunan kependudukan di Maluku sebagaimana wilayah lainnya di Indonesia telah ditetapkan dalam konteks pembangunan Sumber Daya manusia (SDM),namun dengan luas wilayah yang 92,4 persen merupakan lautan dan hanya sekitar 7,6 persen daratan tentunya merupakan tantangan tersendiri bagi Maluku.
Beberapa permasalahan yang berdampak pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang memang harus dtuntaskan dalam pelaksanaan program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana serta Percepatan penurunan Stunting antara laina :
1.Masih tingginya angka Kelahiran ( TFR), dengan jumlah kelahiran anak yang masih tinggi antara 3-4 anak per wanita usia subur, bukan persoalan wilayah Maluku yang masih luas dan pulau-pulau yang kosong,sehingga perlu banyak penduduk tapi jika banyak anak tetapi nanti kualitas SDM tidak diperhatikan tentunya akan menjadi beban.
2.Masih rendah dan bervariasinya angka pemakaian kontraspsi ( CPR),menggunakan alat kontrasepsi bukan untuk membatasi jumlah anak, tetapi bagaimana bida mengatur dan mengendalikan jumlah anak sehingga juga dapat menjaga kesehatan Ibu, dan bayi,serta menekan angka kematian Ibu dan Anak.
3.Tingginya Unmeed Need atau keinginan berKB tetapi belum terlayani; dengan wilayah Maluku yang kepulauan dan topografi pegunungan yang masih sulit dijangkau, serta fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan,bidan yang terbatas di wilayah terpencil/kepulauan, maka pasti banyak yang mau berKB tetaipi belum bisa untuk terlayani, sehingga memang perlu strategi bersama untuk mengatasi hal ini.
4.Masih rendahnya pengetahuan dan wawasan serta partisispasi keluarga dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak dan remaja. Pembentukan karekter anak itu dimulai dari usia 0-5 tahun, sehingga pada usia emas ini memang harus betul2 dampingi dalam tumbuh kembang mereka.
5.Masih tingginya angka pravalensi stunting di provinsi Maluku. Stunting merupakan program prioritas nasional yang harus ditangani bersama, sehingga memang harus memerlukan kolaborasi bersama untuk mencegahnya dengan berbagai inovasi dan strategi2 sesuai dengan wilayah masing-masing.
Dari permasalahan diatas, maka perlu mengupayakan berbagai strategi umtuk, mencegah, mengatasi serta pengendalikannya, dan salah satunya adalah dengan memperluas jejaring dan berkolaborasi dengan berbagai pihak/mitra.
“Kita semua hadir secara luring dan daring dalam rangka membangun komitmen bersama untuk mengendalikan mengatasi berbagai persoalan dan permasalahan kependudukan di wilayah Maluku, dengan kehadiran Camat di 118 Kecamatan di seluruh Provinsi Maluku, ini sudah dapat membuktikan bahwa kepedulian kita bersama untuk membangun Maluku dengan lebih baik lagi, melalui program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga berencana (Banggakencana) serta Percepatan penurunan stunting,”ungkapnya.
Kesepakatan bersama ini nantinya merupakan pedoman bagi Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku maupun para Camat Se-Provinsi Maluku untuk saling berkontribusi dalam mewujudkan pilar Pembangunan Sumber Daya Manusia.
Peningkatan keterlibatan Kepala Kecamatan dalam Advokasi, Komunikasi, dan Edukasi serta Penguatan kolaborasi dan optimalisasi pelaksanaan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting bersama Penyuluh KB dengan pemerintah ditingkat Kecamatan tentunya akan meningkatkan sinergitas potensi sumber daya yang dimiliki oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku maupun Kecamatan.
“Saya berharap provinsi Maluku bisa mencapai zero stunting sehingga anak-anak generasi penerus bangsa kita benar-benar sehat optimal serta memiliki kemampuan, daya pikir, dan memberikan yang terbaik untuk membangun bangsa dan negara yang kita cintai ini,”tandasnya.
Diketahui BKKBN Provinsi Maluku memiliki 220 orang Penyuluh Keluarga Berencana yang tersebar di wilayah kecamatan.Dimana,kehadiran mereka merupakan representasi dari kehadiran BKKBN di tingkat lini lapangan, sehingga dapat membantu pemerintah di Kecamatan maupun desa dalam berbagai program BKKBN, maupun program pemerintah lainnya.
“Untuk itu,harapan kami agar para camat dapat memanfaatkan mereka dalam mendukung berbagai program di wilayah bapak ibu, dan juga dapat memantau dan mengevaluasi kehadiran dan kinerja mereka di lapangan, khususnya bagi yang berada pada wilayah selain Kota Ambon,”pungkasnya.
Di akhir sambutannya Kaper BKKBN juga mengucapkan terima kasih kepada para Camat atas kehadiran dan tentunya terselenggaranya kerjasama ini,semoga dengan komitmen bersama untuk membangun Maluku yang lebih baik,sehingga Maluku maju, dengan sumberdaya manusia yang unggul di masa depan.(**)