MALTENG,N25NEWS.id-Tata kelola Dana Alokasi Khusus atau DAK untuk pembangunan ruang kelas belajar (RBK) SD Muhammadiyah Kabupaten Maluku Tengah tidak sesuai ekspektasi.
Hal tersebut dikatakan Suaran yang adalah Wakil Ketua Komisi IV,Ruslan Hurasan,saat melakukan pengawasan di Malteng belum lama ini.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Komisi IV telah melakukan kroscek langsung untuk melihat kondisi fisik bangunannya.
“Memang agak miris kita lihat,kalau kita bandingkan pembngunan RKB yang di swakola oleh sekolah lebih baik dari yang dilakukan oleh pihak 3.Saya kira ini menjadi catatan yang akan kita sampaikan kepada dinas pendidikan untuk memanggil pihak 3 dan kroscek secara baik di lapangan,”ujarnya.
Selain itu,kondisi fisik bangunannya secara keseluruhan teman-teman komisi yang lain dan pimpinan menyimpulkan yang sama bahwa dikerjakan asal-asalan.
“Saya sempat melihat kondisi bangunan tersebut hanya di rehab dan kualitas kayu yang di ragukan oleh karena itu,ini menjadi perhatian serius untuk di sampaikan kepada dinas pendidikan,”jelasnya.
Sementara itu,Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Masohi,Arni Aruan Langi,S.Pd,MMPd,mengataka terkait dengan bantuan DAK 2021 untuk SMA Muhammadiyah Masohi memang cukup besar,dimana untuk anggaran rehabnya sebesar Rp 1,29 milyar itu sudah siap bangunannya.Namun,sangat disayangkan tidak maksimal.
Sebagai informasi dana DAK tersebut untuk rehab ruang belajar sebanyak 7 RKB dan pembangunan baru ini bernilai Rp 585 jut sekian dan satu buah lab kimia dengan mobilernya.
“Jujur kami sedikit kurang puas soalnya bangunan dengan anggaran yang besar itu kami belum sempat menggunakannya,namun sudah rusak,”sesal Arni Aruan Langi.
Adapun,kerusakan yang terjadi pada bangunan itu seperti ,plafon,saluran pembuangan tidak pada tempatnya, dindingnya juga berpori dan masih banyak lagi yang pekerjaannya ini sangat tidak maksimal,”tuturnya.
Dijelaskannya lagi, sebetulnya kekurangan-kekurangan yang di temukan pihak sekolah dan ditindaklanjuti dari Komisi IV DPRD Maluku.
Dia juga mengatakan sejumlah kerusakan di bangunan RBK itu, pihaknya sudah menyampaikan kepada pihak kontraktor,namun menurut kontraktor pihaknya sudah mengerjakannya sesuai dengan RAB.Namun anehnya dari pihak sekolah tidak pernah melihat RAB.
“Kami sudah terima apa yang pihak kontraktor bangun cuma kami kurang puas karena setau kami bangunan itu harus lebih maksimal karena dana DAK ini sangat besar.Saya berpikir ini bangunan tidak begitu saja kami terima,tapi kami juga usulkan berapa tahap ini bisa di bantu.Tetapi haru maksimal,”ujarnya.
Disinggung mengenai pembayaran kepada para pekerja,namun Arni mengatakan bahwa pihaknya tidak tau-menahu tentang tukang,atau pekerja,sebab pihak sekolah hanya taunya terima bersih dan juga pembangunan ini bukan swakola tapi secara kontrakstual,jadi pihaknya harus terima bersih atau terma kunci.
“Para pekerja juga sering pulang atau tidak total dalam mengerjakan pekerjaan ini,mereka kerap kali pulang sekitar 4 atau 5 kali.Bahkan tukang pun bergantian datang,karena belum dibayar,dan mau menyita bahan bangunan karena upah mereka belum dibayar,”tuturnya.
“Oleh sebab itu saya sampaikan ke Kadis Pendidikan untuk menghubungi pihak kontraktor agar segera mungkin membayar upah para pekerja,”tandasnya.