AMBON,N25NEWS.COM – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku gelar rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah, sekaligus meluncurkan aplikasi Tagalaya Rabu (01/12). Bertempat di lantai 7 Kantor Gubernur Maluku.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano menyatakan, aplikasi Tagalaya merupakan inovasi ke-6 uang diluncurkan Disperindag Maluku.
“Ini merupakan inovasi ke-6 dari Disperindag Maluku. Tahun 2018 kami melaunching 4 inovasi sekaligus yakni, e-Office atau Smart Office, kedua Pelayanan Export Twenty for Seven, 24 jam sehari, 7 hari seminggu tanpa kenal libur, ketiga Simpati Indag itu berbasis Web tentang data, kemudian keempat Simponi Merdu, itu sistem yang mempromosikan produk-produk IKM dari 11 Kabupaten Kota di Maluku lewat Web,” jelas Elvis
Lanjutnya, kemudian di tahun 2019 kami melaunching lagi 1 aplikasi yaitu terkait dengan perlindungan konsumen namanya Sipelangi. Sipelangi ini yang masuk di lima aplikasi pilihan dari Maluku. Sipelangi adalah Sistem Informasi dan Pengawasan Tertib Niaga dan Perlindungan Konsumen.
Di 2021 ini, Disperindag luncurkan Tagalaya sebagai inovasi ke-6 untuk mendukung program-program pemerintah Provinsi Maluku. Hal ini dikarenakan inovasi ini menindak lanjuti arahan Gubernur Maluku, Murad Ismail, 1 OPD 1 Inovasi.
Aplikasi Tagalaya ini hadir, karena adanya permasalahan pengendalian inflasi, dimana dengan adanya aplikasi Tagalaya, maka semua kabupaten kota bisa memberikan informasi harga dan stok barang kebutuhan pokok secara real time setiap Minggu.
“Tagalaya dalam bahasa Ambon itu penampung. Sebuah wadah untuk menampung. Dibuat untuk mempermudah seluruh pemangku kepentingan. Bukan hanya provinsi tapi kabupaten kota, para distributor, dan yang terpenting masyarakat umum bisa melihat perkembangan harga dan logistik stok bahan pokok secara real-time melalui HP. Tagalaya singkatan dari Sistem Informasi Harga dan Logistik wilayah Maluku,” tutur Elvis.
Ia berharap, dengan adanya aplikasi Tagalaya ini, ada perhatian dan bantuan dari Walikota, Bupati, Sekda dan Kadis Perindag untuk benar-benar intes memperhatikan dan menginstruksikan seluruh distributor untuk secara rutin, seminggu sekali menginput data, baik dari komputer maupun dari HP tentang ketersediaan bahan pokok dan harga.
“Ini dapat membantu ketika tiba-tiba Pak Gubernur atau Walikota/Bupati rapat di luar daerah, ada yang bertanya tentang kondisi stok dan kebutuhan harga, kita tinggal buka di hp dan lihat stok tinggal berapa ini berapa harganya berapa,” pungkasnya.
Bahkan menurut kadis, pengguna Facebook pun bisa melihat dan ada kolom komentar untuk memberikan saran serta masukan kepada pengelola. (dd)