Rakerda Program Banggakencana, Gubernur Maluku : Ini Momen Silaturahmi Seluruh Pengelola Progam Banggakencana

by
by

AMBON,N25NEWS.id-Rakerda program Banggakencana merupakan momentum emas silaturahmi dengan seluruh pengelola program Pembangunan Keluarga,Kependudukan dan Keluarga Berencana,baik di tingkat kabupaten/kota,hingga lini lapangan.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Maluku,Drs Murad Ismail dalam sambutannya yang dibacakan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Provinsi Maluku,Meikyal Pontoh, saat membuka kegiatan Rapat Kerja (Rakerda) program Banggakencana yang berlangsung di The Natsepa Hotel,Rabu (30/3).

Dikatakan Gubernur bahwa dirinya sangat menyambut baik pelaksanaan Rakerda Banggakencana BKKBN Maluku tahun 2022, sebagai bagian dari siklus perencanaan manajemen program, peletak dasar arah kebijakan dan kegiatan tahun ini serta masa mendatang.

“Rakerda program Banggakencana ini merupakan peletak dasar arah kebijakan dan kegiatan BKKBN di tahun ini dan masa akan datang,”ujar mantan Dankor Brimob Polri ini.

Sementara Kepala BKKBN Pusat, yang diwakili Deputi Bidang Pelatihan, penelitian dan pengembangan (Lalitbang) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) RI, Prof, Muhammad Rizal Martua Damanik, dalam arahannya mengatakan, Rakerda BKKBN Maluku dengan tema “Penguatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Melalui Optimalisasi Sumber Daya dan Konvergensi Lintas Sektor di Provinsi Maluku”, dimulai dengan penandatanganan kerjasama antara BKKBN Maluku dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Sinode GPM Maluku. Serta diikuti pemerintah dari 11 kabupaten/kota di Maluku.

Mewakili Kepala BKKBN Pusat, Damanik menilai, stunting merupakan isu yang sedang mengemuka di berbagai media massa, akhir-akhir ini.

“Saat bapak Presiden Joko Widodo berkunjung ke provinsi NTT untuk bisa menyaksikan secara langsung dan berdialog dengan keluarga di sana yang beresiko stunting, yang mana angka stunting di Indonesia saat ini adalah sebesar 24,4 persen. Itu artinya dari 100 kelahiran di Indonesia ini, sebanyak 24 bayi terlahir sudah dalam keadaan stunting. Dengan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan akibat kurang gizi, secara kronis dan infeksi berulang gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan,” beber Damanik.

Menurutnya, itu terjadi pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan tulang tungkai kaki. Sehingga masyarakat sering menyebutnya dengan stunting pendek.

“Tapi pendek belum tentu stunting. Karena hanya gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan, tapi juga bisa menyebabkan seluruh organ tubuh yang dimiliki seorang bayi,” terangnya.

Lewat lewat Rakerda yang dilakukan, harapnya, angka stunting Maluku akan lebih berkurang dari tahun-tahun sebelumnya.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan BKKBN Maluku, Sarles Brabar dalam laporannya mengatakan, Rakerda diawali dengan Pra Rakerda yang secara internal membahas dan evaluasi program Banggakencana.

Kata dia, Rakerda merupakan momentum yang sangat tepat, agar peserta bisa menguatkan program yang diusung ke depannya. Dengan harapan dapat mempercepat penurunan angka stunting di Maluku.

Dan untuk memulai itu, tambah dia, BKKBN Maluku telah melakukan penandatanganan kerjasama dengan Sindo GPM dan MUI Maluku, dan sebelumnya juga dengan beberapa komponen kelembagaan. Yakni tujuannya untuk bisa melakukan konvergensi penurunan percepatan angka stunting.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *